Harga IPO 22 november
2011 :
Rp.320
Harga saham tgl 28 februari 2013 : Rp 620.00
Analisis Internal dan eksternal
Diambil juga dari analisis hasil teguh hidayata dalam blognya menyatakan
bahwa, Waskita dibandingkan dengan perusahaan Total Bangun Persada (TOTL) yang
hasilnya terbaik di bidang kontruksi hasilnya sebagai berikut :
Company
|
ROA
|
ROE
|
OPM
|
Net Profit Growth
|
TOTL
|
9.3
|
28.3
|
13.3
|
42.4
|
Waskita
|
1.3
|
11.4
|
5.5
|
195.3
|
Nah, kalau dilihat dari data diatas, maka tampak bahwa Waskita secara
fundamental kalah telak dibanding TOTL. Kenaikan laba bersih Waskita yang
mencapai hampir tiga kali lipat menjadi tidak berarti mengingat itu adalah
karena kecilnya laba bersih Waskita di tahun 2011 lalu (Rp13 milyar).
Dan kalau kita perhatikan tujuan Pemerintah meng-IPO-kan Waskita ini, itu
bukanlah karena Waskita memiliki ekspansi jangka panjang dan membutuhkan dana
untuk itu (soalnya 60% dana IPO-nya akan dipakai untuk membiayai proyek-proyek
yang sudah berjalan, sementara sisanya untuk modal kerja yang ‘biasa saja’).
IPO Waskita ini lebih merupakan kelanjutan dari upaya perbaikan kinerja
perusahaan yang dimulai sejak tahun 2010 lalu. Harapannya dengan menjadi
perusahaan terbuka, maka Waskita minimal menjadi lebih transparan terhadap
publik, dan juga memiliki kinerja yang lebih baik, karena perusahaan
bertanggung jawab tidak hanya kepada Pemerintah namun juga kepada pemegang
saham publik. Jadi dalam hal ini, jika anda beli saham Waskita, maka anda
berposisi sebagai ‘penerus’ dari PPA dalam kapasitasnya sebagai pengawas dan
pendorong perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik di masa
mendatang. PPA sendiri terhitung sejak tanggal 20 Oktober 2012 kemarin sudah
tidak lagi menjadi pemegang saham di Waskita, dimana 100% kepemilikan saham
Waskita dikembalikan kepada Pemerintah.
Masalahnya, anda sebagai pemegang saham publik tentu tidak bisa memegang
kepemilikan yang cukup substansial di Waskita, melainkan hanya minoritas.
Artinya? Anda tidak bisa menjadi pengawas perusahaan seperti hal-nya PPA,
bahkan meski anda berniat untuk vokal jika ikut RUPS-nya nanti. Alhasil, anda
hanya bisa mengikuti arah kinerja perusahaan (seperti juga jika kita invest
secara ritel pada saham-saham lainnya di bursa), dimana jika hasilnya bagus,
maka anda akan untung. Tapi jika kinerja Waskita masih saja buruk, maka anda
akan rugi.
Dan masalahnya lagi, kalau berkaca pada tiga BUMN terakhir yang melantai ke
bursa, yakni BBTN, KRAS, dan GIAA, hingga sekarang kinerja mereka masih saja
belum cukup baik, which means keputusan Pemerintah untuk meng-IPO-kan
perusahaan BUMN tidak atau belum berdampak substansial pada performa
perusahaan. Penulis katakan belum, karena kalau kita lihat BUMN-BUMN yang sudah
IPO sejak lama, katakanlah BBRI, SMGR, dan JSMR, kinerja mereka pada saat ini
terbilang sudah cukup bagus (tapi butuh waktu berapa lama?).
Oke, jadi kesimpulannya secara fundamental Waskita ini nggak menarik ya?
Yap, kurang lebih begitu. Tapi kenapa kok IPO-nya seperti sangat ramai
diperbincangkan di publik, dan permintaan akan sahamnya juga sangat tinggi? Ya
namanya juga iklan. Secara nilai IPO-nya juga lumayan besar, yakni diatas Rp1
trilyun. Jadi ya pasti underwriter-nya punya cukup modal untuk membuat Waskita
ini tampak cantik. Timing pelaksanaan IPO-nya juga cukup tepat, yakni ketika
saham-saham konstruksi hampir semuanya naik signifikan, sehingga sebagian
investor pasti berpendapat bahwa Waskita berpeluang untuk mengalami hal yang
sama, dan inilah yang membuat saham ini menjadi ramai diperbincangkan dan
terkesan jadi rebutan banyak orang.
Analisis Internal
Terakhir, soal sahamnya, Waskita akan melepas 35% sahamnya pada rentang
harga Rp320 – 405 per saham. Kita ambil tengahnya, 350, maka Waskita akan
mencatat market cap awal Rp2.8 trilyun. Dari sisi PER, dimana Waskita mencatat
laba bersih Rp37 milyar di First Half 2012, sementara jumlah saham disetor
perusahaan setelah IPO adalah 8.8 milyar lembar, maka annualized EPS Waskita
adalah 37 x 2 / 8.8 = Rp8.4 per saham. Maka PER-nya? 350 / 8.4 = 41.7 kali.
Well, what d’ya think? Bahkan PER ADHI, WIKA, dan PTPP saja tidak sebesar itu
(coba anda cek sendiri), padahal saham mereka sekarang ini lagi
tinggi-tingginya.
Sampai saat ini saham wakista pun tidak begitu besar, hanya naik 300 point
dari harga saham IPO nya berbeda dengan bumn lain yang awalnya bisa saja IPO
nya di angka yang terlalu rendah sehingga harga sekarang menglami perbedaan
yang cukup tinggi. Di perkirakan saham wakista akan terus naik, karena dari
sisi Eksternal perusahaan, indonesia pada tahun 2013 ini sedang membutuhkan
banyak hal di bidang kontruksi pembangunan.
Mata Kuliah : ANALISIS INVESTASI &
PORTOFOLIO
Dosen
|
:
|
Nana Sumarna Pradja, Drs. H., M.B.A.
|
SKS
|
:
|
2
|
Kelas
|
:
|
A
|
Ruang
|
:
|
K303
|
Waktu
|
:
|
Senin, 10.40-12.20
|
0 komentar:
Post a Comment