Wednesday, March 5, 2014 3 komentar

Skala Likert : Ordinal atau Interval? (Perlukah Ordinal diubah menjadi Interval?)

Terdapat dua pertanyaan yang akan coba dibahas dalam artikel ini :
1. Skala Likert adalah Skala Ordinal atau Interval?
2. Perlukah Ordinal diubah menjadi Interval?

Sehingga dikumpulkan bahan untuk membahas pertanyaan tersebut dari berbagai sumber berikut :
Referensi :
1. PERBEDAAN PANDANGAN SKALA LIKERT  SEBAGAI SKALA ORDINAL ATAU SKALA INTERVAL (http://eprints.undip.ac.id/33805/1/makalah5.pdf)
menyimpulkan bahwa :
a.    Skala  likert  merupakan  skala  yang  sudah  memiliki  tingkatan  namun  jarak  antar tingkatan belum pasti.
b.   Terdapat  korelasi  yang  kuat  antara  data  yang  belum  ditransformasi  dengan  data yang  telah  ditrasfomasi  dengan  menggunakan  metode  sucsesive  interval  baik menggunakan korelasi rank spearman maupun korelasi product moment.
c.    Tidak  terdapat  perbedaan  kesimpulan  analisis  regresi  antara  data  yang  belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. 
d.   Tidak  terdapat  perbedaan  kesimpulan  analisis  jalur  antara  data  yang  belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. 

2.Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com:
Apakah data ordinal harus diubah dahulu menjadi interval? Beberapa universitas di Indonesia mengharuskan data ordinal hrs diubah dahulu menjadi interval baru dapat dianalisis dengan multivariate statitik.

Sunday, March 2, 2014 0 komentar

Mengapa Jumlah Sample Minimun 30?


analisis-statistika.blogspot.com
Untuk Menjawab mengapa sampel minimun harus minimal 30?
saya menemukan artikel menarik di sini..

1.
Menurut Likert sampel diambil paling sedikit 30, 50, 75,100 atau kelipatannya (Riduwan, 2008: 45)

2.
Sumber : http://researchexpert.wordpress.com/2007/11/16/tentang-jumlah-sampel-benarkah-minimum-30/
November 16, 2007 oleh Zebua
Jumlah sampel yang dirasa cukup sehingga dapat diklaim mewakili populasi merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh peneliti kuantitatif. Dan jawaban klasik yang sering diberikan pada mereka adalah : minimum 30 sampel! Saya tertarik untuk mengkritisi “angka keramat” ini karena saya tidak pernah mendapatkan penjelasan di buku-buku pengantar statistika yang jamak beredar, mengapa harus 30, tidak 10, 15, 20, atau 25?

 
;