Saturday, June 21, 2014 0 komentar

Kisah Seorang Pria Terjebak di Ruangan Dingin

Intisari-Online.com – Juan bekerja di sebuah pabrik pendistribusian daging. Suatu hari, ketika ia selesai dengan jadwal pekerjaannya, ia pergi ke ruangan pendingin daging untuk memeriksa sesuatu.  Sayang, nasib buruk menimpanya, pintu ruangan itu tertutup, dan ia pun terkunci di dalamnya dengan tidak seorangpun yang melihatnya.

Meskipun Juan berteriak dan mengetuk pintu sekuat tenaga, bahkan tangisannya pun tak terdengar karena tidak ada yang bisa mendengarnya. Sebagian besar pekerja sudah pulang, dan karena ruangan pendingin daging itu kedap udara, maka yang di luar tidak mungkin  mendengar teriakan dari dalam ruangan pendingin daging itu.

Lima jam kemudian, saat  Juan berada di ambang kematian karena kedinginan, penjaga keamanan pabrik, akhirnya membuka pintu dan menyelamatkan nyawa  Juan.

Juan meminta penjaga keamanan itu menceritakan padanya bagaimana ia bisa membukakan pintu ruangan pendingin daging itu, karena pekerjaan itu bukan bagian dari rutinitas pekerjaannya. Penjaga keamanan itu menjelaskan demikian, “Saya bekerja di pabrik ini selama 35 tahun. Ratusan pekerja datang dan keluar setiap hari, tapi Anda adalah salah satu dari sedikit yang selalu menyapa saya di pagi hari dan mengatakan selamat tinggal kepada saya setiap malam ketika meninggalkan tempat ini setelah jam kerja usai. Banyak yang memperlakukan saya seolah-olah saya tidak terlihat. Hari ini, seperti setiap harinya, Anda menyapa saya dengan cara sederhana saat masuk kerja. Tapi anehnya, setelah jam kerja berakhir hari ini, saya amati saya belum mendengar Anda mengucapkan kata  ‘selamat tinggal sampai ketemu besok’. Oleh karena itu saya memutuskan untuk memeriksa di sekitar pabrik. Saya masih berharap mendengar kata ‘Hai’ dan ‘Bye’ dari Anda setiap hari. Karena tidak mendengar kata ‘selamat tinggal’ dari Anda, saya tahu sesuatu telah terjadi. Lalu, aku berusaha mencari dan menemukan Anda!”

Jadilah rendah hati, mencintai, dan menghormati orang-orang di sekitar kita. Hidup ini terlalu singkat! Cobalah untuk memberikan pengaruh pada orang lain dengan cara sederhana yang mungkin tidak kita bayangkan, terutama kepada orang-orang yang selalu kita temui setiap hari. Seseorang yang tampaknya sangat tidak berarti dan tidak berhubungan dengan kita hari ini, bisa jadi satu-satunya yang memberikan kita bantuan di kemudian hari.

Monday, June 16, 2014 0 komentar

Tujuan Jangka Pendek

Intisari-Online.com – Dalam kehidupan nyata kita, kita semua ingin mencapai banyak hal. Dan kita memiliki dua tujuan, yaitu  tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Apa perbedaan antara mereka? Tujuan jangka pendek adalah orang-orang bahwa Anda akan mencapai dalam satu hari, dalam waktu seminggu, atau mungkin dalam beberapa bulan. Tujuan jangka panjang biasanya mengambil waktu yang lama, yaitu satu tahun, lima tahun atau bahkan sepuluh tahun.

Untuk memahami hubungan jangka pendek dan jangka panjang, mari kita simak kisah berikut ini.  Pada tahun 1984 dari Tokyo International Marathon, satu atlet Jepang Yamada tiba-tiba memenangkan kejuaraan dunia. Ketika wartawan bertanya apa yang membuatnya seperti sukses yang mengejutkan, ia mengatakan, "Gunakan kebijaksanaan untuk mengalahkan lawan." Banyak orang tidak percaya padanya. Marathon adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan fisik dan daya tahan. Dia mengatakan bahwa kebijaksanaan menyebabkan keberhasilannya, rasanya tidak mungkin.

Dua tahun kemudian, di Italia International Marathon, Yamada memenangkan kejuaraan lagi. Seorang wartawan bertanya kepadanya,  "Anda telah memenangkan kejuaraan lagi. Dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda?"

Yamada menjawab wartawan itu sama seperti jawabannya terakhir kali, "Saya menggunakan kebijaksanaan untuk mengalahkan lawan." Semua orang bingung dengan apa yang dimaksudkannya kebijaksanaan.

Sepuluh tahun kemudian, misteri akhirnya terkuak. Yamada menulis otobiografinya dan dalam bukunya ia menyebutkan, "Sebelum setiap pertandingan, saya akan melakukan perjalanan seluruh rute dan memeriksa dengan hati-hati. Saya akan menandai beberapa tanda-tanda penting di jalan yang saya lalui, seperti tanda pertama adalah bank, tanda kedua adalah pohon, dan tanda ketiga adalah rumah merah, dst, sehingga menandai sampai akhir. Saat lomba dimulai, saya berlari secepat yang saya bisa, menuju tujuan pertama, bank. Ketika saya tiba di bank, saya akan berusaha untuk menuju tujuan kedua, pohon. Aku memecahkan seluruh rute maraton dengan banyak tujuan kecil dan menyelesaikannya satu per satu dengan mudah. ​​Pada awalnya saya tidak tahu metode ini dan menetapkan tujuan saya di akhir 40 kilometer maraton. Biasanya saya akan merasa lelah dalam 10 kilometer pertama, karena saya takut oleh jarak jauh. "

Cerita ini memberi kita banyak inspirasi. Kita bisa belajar banyak dari itu. Sebuah mimpi besar dapat dicapai melalui banyak tujuan-tujuan kecil. Tujuan kecil ini adalah tujuan jangka pendek kita. Kadang-kadang kita gagal bukan karena tujuannya terlalu keras, tetapi kita tidak memecahnya menjadi beberapa tujuan kecil. Jadi kita merasa sukses ini terlalu jauh kita raih.

Banyak dari kita yang hanya menetapkan tujuan jangka pendek dan mengabaikan tujuan jangka panjang. Apakah kita sibuk bekerja pada banyak tujuan kecil dan bahkan tidak memiliki tujuan jangka panjang? Ini pun tidak akan membawa kita menuju kesuksesan baik.

Sekarang kita mengetahui hubungan antara jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Maka, kita akan mulai dari tujuan jangka panjang dan mematahkan tujuan jangka panjang menjadi beberapa tujuan kecil, dan tujuan ini kecil adalah tujuan jangka pendek kita. Semoga sukses.

Tuesday, May 6, 2014 0 komentar

Selling is Commercialization

KOMPAS.com - Coba Anda amati iklan-iklan lowongan kerja untuk posisi salesman. Sebagian besar umumnya mencantumkan satu syarat standar: memiliki kendaraan sendiri. Ya, salesman memang dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi secara fisik karena banyaknya "aktifitas lapangan" yang harus mereka lakukan. Mulai dari berburu prospek baru, melakukan presentasi kepada calon pelanggan, negosiasi untuk penentuan harga, hingga kunjungan rutin sekedar untuk menjaga hubungan. 
Sunday, May 4, 2014 0 komentar

Grow with Character! (10/100) Series by Hermawan Kartajaya "Kenalan dengan Ciputra lewat Teori Z"

http://www.bubblews.com
GURU saya ketiga sebelum mendirikan MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990 di Surabaya adalah Ir Ciputra. Anda pasti tahu Pak Ci kan? Pak Dahlan Iskan pernah mengatakan kepada saya bahwa beliau juga kagum kepada Pak Ci.

Dulu, saya mengenal Pak Ciputra dari media. Saya tertarik pada pemikiran Pak Ci yang berbeda dengan berbagai eksekutif lain. Ketika itu Pak Ci masih menjadi presiden direktur Jaya Group, sebuah perusahaan kepunyaan Pemda DKI Jakarta. Tapi, BUMD yang satu ini memang sudah berbeda dari BUMD lain di Indonesia.

Konon ceritanya, Pak Ci-lah yang sesudah lulus dari ITB lantas "menantang" Pemda DKI untuk "menyulap" Ancol. Rawa-rawa yang dulu disebut tempat membuang jin diimpikan untuk menjadi tempat hiburan terbesar di Asia Tenggara seperti yang sekarang ada.

Rawa-rawa yang dulu boleh dikatakan no price diimpikan jadi high price seperti sekarang. Karena tantangan Pak Ci dianggap menarik, didirikanlah sebuah BUMD khusus untuk melakukan itu.


0 komentar

Grow with Character! (9/100) Series by Hermawan Kartajaya "Helicopter View dan Down to Earth"

encrypted-tbn0.gstatic.com
ANDA pernah coba helikopter? Kelihatan enak di film, tapi kenyataannya bisa sangat beda.Ruangnya kecil biasanya kurang nyaman, tidak seperti di pesawat komersial yang nyaman.

Suaranya bising, tidak tenang seperti pesawat komersial.Untuk bicara harus pakai alat pendengar di telinga.Pasti gak ada cabin crew karena itu gak ada yang melayani.

Selain itu, waktu penerbangan lebih lama karena memang gak bisa terbang cepat.Dan, yang lebih gak enak adalah ''menakutkan'' karena bisa melihat bumi dari atas.Maklum, terbangnya gak terlalu tinggi seperti pesawat komersial. Masih ada lagi!

0 komentar

Grow with Character! (8/100) Series by Hermawan Kartajaya "Dari Question Mark Jadi Cash Cow"

coolashu.files.wordpress.com
SAMBIL menata distribusi dan membangun corporate brand, ketika itu Putera Sampoerna menyiapkan produk baru. Benar-benar baru! Karena dia percaya, tanpa produk baru yang bisa mendampingi Dji Sam Soe, Sampoerna tidak akan bisa naik peringkat. Bukankah di BCG Matrix, juga digambarkan bahwa ada empat macam produk dalam portofolio suatu perusahaan. Dji Sam Soe jelas cash cow, bahkan solid cash cow.

Dengan margin yang begitu tinggi berkat loyalitas pelanggan, bahkan sampai sekarang, sudah seharusnya profit dipakai untuk mengembangkan produk baru. Takutnya, sejalan dengan model product life cycle, pada suatu ketika Dji Sam Soe pun akan jadi "dog". Masih menghasilkan margin tapi sudah semakin menurun.

0 komentar

Grow with Character! (7/100) Series by Hermawan Kartajaya "Masih Ingat Marching Band Sampoerna?"

sumber : bimg.antaranews.com
KHUSUS tentang yang satu ini, saya punya catatan tersendiri. Ketika itu, lebih dari dua puluh tahun lalu, semua orang di Sampoerna dibikin bingung dengan ide tersebut. Hah...? Perusahaan rokok kretek nomor empat bikin Marching Band? Ini ide kelewat "edan" kan? Tidak terpikirkan dan terbayangkan oleh semua orang ketika Pak Putera mem-brief tentang hal itu. Jumlah pemain harus 234 orang! Dji Sam Soe kan?

Semuanya harus karyawan pelinting rokok! Padahal waktu itu yang paling terkenal adalah Drum Band AAL di Surabaya. Akademi Angkatan Laut, yang pemainnya para kadet. Gagah, muda dan cekatan. Kalau di Jakarta, yang terkenal, waktu itu Drum Band Tarakanita. Yang main cewek ayu-ayu dan mas
Saturday, May 3, 2014 1 komentar

Grow with Character! ( 6/100) Series by Hermawan Kartajaya "ACT AS A LEADER, EVEN YOU ARE NOT A MARKET LEADER !"

sumber  : http://www.booher.com/
MASIH banyak pelajaran tercecer walaupun saya hanya bekerja di Sampoerna kurang lebih dua setengah tahun. Kali ini saya akan bercerita tentang pelajaran yang makin memantapkan saya untuk mulai MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990.

Dari tulisan kemarin,makna terbesar yang saya dapat adalah "leadership". Act as a Leader evenyou are not a Market Leader...

Apa sih yang membedakan Leader dengan Manager?

Ada banyak definisi tentang Leadership,tapi favorit saya adalah yang dari Kouzes dan Posner. Model Kepemimpinan yang pernah dipakai IBM waktu krisis itu adalah Change,Dream,Empower,Model,Love. Artinya,seorang pemimpin harus berani melakukan perubahan ( dream ) terhadap situasi yang ada.
0 komentar

Grow with Character! (5/100) Series by Hermawan Kartajaya "Kami Memang Beda!"

sumber : gstatic.com
ADA yang masih ingat slogan ini? Kalau Anda sekarang sudah berusia kepala empat, barangkali masih ingat “kami memang beda” ini. Ini benar-benar ide asli Putera Sampoerna yang cemerlang! Itulah strategi Sampoerna yang waktu itu baru berada di peringkat empat di bawah Gudang Garam, Djarum, dan Bentoel.
Dengan menggunakan statement seperti itu, Sampoerna ingin mengata kan bahwa produk-produk yang dibuat (Sampoerna) adalah “rokok tem bakau”. Sementara itu, yang lain “ro kok saus”!
Pada suatu hari Pak Putera memanggil saya untuk brainstorm tentang hal ini. Keputusan diskusi adalah membuat ribuan kartu pos yang menggambarkan sebuah pohon penuh cabang. Berbagai cabang itu lantas diberi nama masing-masing.
0 komentar

Grow with Character! (4/100) Series by Hermawan Kartajaya "Marketing Mix Is Nothing without Peddling"

sumber : images.forbes.com
Pada suatu hari di Sampoerna, saya dipanggil Pak Putera ke kamar kerjanya. Hari itu saya diberi tugas menjelaskan konsep marketing menurut ”buku teks”. Jadi, seharian itu saya tidak perlu bekerja, tapi harus mengajar bos.
Itulah ”kelas marketing” paling mahal yang juga paling saya ingat. Can you imagine?
Dengan berhati-hati, saya mencoba menjelaskan konsep yang saya tahu dari bukunya Philip Kotler. Sebab, itulah satu-satunya referensi saya waktu itu. Waktu itu, saya juga belum punya model sendiri yang simple dan gampang dimengerti.
Tapi, saya sangat tahu bahwa big boss saya adalah orang yang genius dan tidak sabaran. Jadi, saya harus tahu memilih bagian-bagian yang menarik
0 komentar

Grow with Character! (3/100) Series by Hermawan Kartajaya "Magang di Universitas Sampoerna"

2.bp.blogspot.com
GURU kedua saya sebelum membuka MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990 adalah Putera Sampoerna. Itulah perusahaan terakhir saya sebelum MarkPlus.
Bagi saya, Sampoerna juga sebuah Universitas tempat saya magang. Misi utama saya selama kurang lebih dua setengah tahun di sana adalah membangun sistem distribusi sendiri.
Pak Putera sangat percaya, walaupun Sampoerna punya produk bagus, kalau distribusinya ”macet”, tidak akan ada gunanya. Padahal, waktu itu produk ”kuat” Sampoerna hanya satu, yaitu Dji Sam Soe. Produk lain ketika itu hanya bersifat ”regional”, tidak bisa nasional.
Dji Sam Soe memang sangat kuat. Bahkan sampai sekarang pun masih ‘’sakti”. Nyaris tidak a
da brand lain yang bisa masuk ke segmen itu. Dji Sam Soe adalah rokok keretek termahal di Indonesia, bahkan di dunia. Sebab, di luar Indonesia, tidak ada rokok keretek…:)

0 komentar

Grow with Character! (2/100) Series by Hermawan Kartajaya "Belajar dari Dahlan Iskan"

sumber kaskus.co.id
SETELAH hampir dua puluh tahun saya jadi entrepreneur, kayaknya sudah waktunya melakukan confession. Paling tidak, ada tiga orang yang menginspirasi saya, sampai “berani” keluar dari Sampoerna dan membuka MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990.
Pak Dahlan Iskan adalah salah satunya. Tentu saja bukan dari seorang Dahlan Iskan yang sudah terbukti bisa membesarkan Jawa Pos seperti sekarang dan bahkan diangkat pemerintah untuk memimpin PLN seperti sekarang.
Saya justru “belajar” dari Pak Dahlan yang masih sedang struggling mati-matian… Namun, saya sudah “sensing” waktu itu bahwa pada suatu ketika orang ini akan jadi somebody yang hebat. Untuk itu, saya perlu flashback ke belakang sedikit.
Ketika Pak Dahlan mulai dipercaya untuk menjalankan Jawa Pos di Surabaya, saya masih bekerja sebagai general manager marketing PT Panggung Electronic Industries.Tugas saya adalah memasarkan produk produk JVC, TEAC, MAXELL, JBL dan bekangan CASIOTONE. Di situlah saya untuk kali pertama belajar secara “praktik” bagaimana produk-produk elektronik didistribusikan. Di situ pula saya sadar bahwa sebagus apa pun produk dan sekuat apa pun brand yang dijual, akan sus
0 komentar

Grow with Character! (1/100) Series by Hermawan Kartajaya "Hari Pertama Saya di MarkPlus"

ernohannink.com
SATU Mei 1990 adalah tanggal bersejarah buat saya. Itulah hari pertama saya tidak menjabat direktur distribusi PT HM Sampoerna. Dan itulah hari pertama saya juga memulai MarkPlus. Tanggal itu juga merupakan hari pertama saya menjadi seorang entrepreneur. Sehari sebelumnya, saya masih memegang kartu nama keren PT HM Sampoerna. Direktur Distribusi PT HM Sampoerna. Sehari sebelumnya saya masih berkantor di pabrik Sampoerna di Kompleks Surabaya Industrial Estate Rungkut atau sering disebut SIER. Sehari sebelumnya saya masih punya “anak buah” sekitar 1.600 orang di seluruh Indonesia yang terbagi di 54 area. Satu area bisa meliputi dua atau tiga kabupaten. Maklum, jualan rokok kan mesti merata, apalagi Dji Sam Soe yang sudah merakyat.
Pada hari itu, pas satu Mei 1990, saya resmi menggunakan kartu nama MarkPlus Professional Service. Begitu saya menyebutnya, karena waktu itu saya berpikir pokoknya siap melakukan “professional service” apa pun! Karena kantor belum ada, ya berkantor di rumah aja, Taman Prapen Indah C-8 Surabaya.
Saya hanya berpikir, waktu itu, bahwa alamat itu memang “kurang profesional” karena tidak di perkantoran, tapi tidak terlalu “kebanting”. Waktu itu juga belum ada kompleks perumahan yang keren seperti sekarang: Galaxy, Ciputra, Pakuwon, dan sebagainya. Jadi, Kompleks Prapen yang “ind
Wednesday, March 5, 2014 3 komentar

Skala Likert : Ordinal atau Interval? (Perlukah Ordinal diubah menjadi Interval?)

Terdapat dua pertanyaan yang akan coba dibahas dalam artikel ini :
1. Skala Likert adalah Skala Ordinal atau Interval?
2. Perlukah Ordinal diubah menjadi Interval?

Sehingga dikumpulkan bahan untuk membahas pertanyaan tersebut dari berbagai sumber berikut :
Referensi :
1. PERBEDAAN PANDANGAN SKALA LIKERT  SEBAGAI SKALA ORDINAL ATAU SKALA INTERVAL (http://eprints.undip.ac.id/33805/1/makalah5.pdf)
menyimpulkan bahwa :
a.    Skala  likert  merupakan  skala  yang  sudah  memiliki  tingkatan  namun  jarak  antar tingkatan belum pasti.
b.   Terdapat  korelasi  yang  kuat  antara  data  yang  belum  ditransformasi  dengan  data yang  telah  ditrasfomasi  dengan  menggunakan  metode  sucsesive  interval  baik menggunakan korelasi rank spearman maupun korelasi product moment.
c.    Tidak  terdapat  perbedaan  kesimpulan  analisis  regresi  antara  data  yang  belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. 
d.   Tidak  terdapat  perbedaan  kesimpulan  analisis  jalur  antara  data  yang  belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode sucsesive interval. 

2.Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com:
Apakah data ordinal harus diubah dahulu menjadi interval? Beberapa universitas di Indonesia mengharuskan data ordinal hrs diubah dahulu menjadi interval baru dapat dianalisis dengan multivariate statitik.

Sunday, March 2, 2014 0 komentar

Mengapa Jumlah Sample Minimun 30?


analisis-statistika.blogspot.com
Untuk Menjawab mengapa sampel minimun harus minimal 30?
saya menemukan artikel menarik di sini..

1.
Menurut Likert sampel diambil paling sedikit 30, 50, 75,100 atau kelipatannya (Riduwan, 2008: 45)

2.
Sumber : http://researchexpert.wordpress.com/2007/11/16/tentang-jumlah-sampel-benarkah-minimum-30/
November 16, 2007 oleh Zebua
Jumlah sampel yang dirasa cukup sehingga dapat diklaim mewakili populasi merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh peneliti kuantitatif. Dan jawaban klasik yang sering diberikan pada mereka adalah : minimum 30 sampel! Saya tertarik untuk mengkritisi “angka keramat” ini karena saya tidak pernah mendapatkan penjelasan di buku-buku pengantar statistika yang jamak beredar, mengapa harus 30, tidak 10, 15, 20, atau 25?

Thursday, January 23, 2014 0 komentar

Falsafah Lima Jari

                                                  Ilustrasi
Intisari-Online.com – Lima jari yang kita punyai memiliki maknanya masing-masing. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
Ada si jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin. Dan ada si kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf. Tentunya kita ingat waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking, bukan?
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan. Menulis, memegang, menolong anggota tubuh yang lain, melakukan pekerjaan, dll.
Ilustrasi
Pernahkah kita membayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?

Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi. Dan bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.

Mari kita pergunakan jari-jari kita dengan sebaik-baiknya.(BMSPS)



Wednesday, January 1, 2014 0 komentar

Nilai Mata Kuliah Praktikum Komputer dan Internet


Untuk Lebih jelas bisa masuk link di bawah ini : https://drive.google.com/file/d/0Bxv4XDhSW5A5Z0xDRDJXREFCbzQ/edit?usp=sharing Terimakasih. ps : apabila ada pertanyaan silakan coment di bawah.
 
;