Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Sunday, May 4, 2014 0 komentar

Grow with Character! (10/100) Series by Hermawan Kartajaya "Kenalan dengan Ciputra lewat Teori Z"

http://www.bubblews.com
GURU saya ketiga sebelum mendirikan MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990 di Surabaya adalah Ir Ciputra. Anda pasti tahu Pak Ci kan? Pak Dahlan Iskan pernah mengatakan kepada saya bahwa beliau juga kagum kepada Pak Ci.

Dulu, saya mengenal Pak Ciputra dari media. Saya tertarik pada pemikiran Pak Ci yang berbeda dengan berbagai eksekutif lain. Ketika itu Pak Ci masih menjadi presiden direktur Jaya Group, sebuah perusahaan kepunyaan Pemda DKI Jakarta. Tapi, BUMD yang satu ini memang sudah berbeda dari BUMD lain di Indonesia.

Konon ceritanya, Pak Ci-lah yang sesudah lulus dari ITB lantas "menantang" Pemda DKI untuk "menyulap" Ancol. Rawa-rawa yang dulu disebut tempat membuang jin diimpikan untuk menjadi tempat hiburan terbesar di Asia Tenggara seperti yang sekarang ada.

Rawa-rawa yang dulu boleh dikatakan no price diimpikan jadi high price seperti sekarang. Karena tantangan Pak Ci dianggap menarik, didirikanlah sebuah BUMD khusus untuk melakukan itu.


0 komentar

Grow with Character! (9/100) Series by Hermawan Kartajaya "Helicopter View dan Down to Earth"

encrypted-tbn0.gstatic.com
ANDA pernah coba helikopter? Kelihatan enak di film, tapi kenyataannya bisa sangat beda.Ruangnya kecil biasanya kurang nyaman, tidak seperti di pesawat komersial yang nyaman.

Suaranya bising, tidak tenang seperti pesawat komersial.Untuk bicara harus pakai alat pendengar di telinga.Pasti gak ada cabin crew karena itu gak ada yang melayani.

Selain itu, waktu penerbangan lebih lama karena memang gak bisa terbang cepat.Dan, yang lebih gak enak adalah ''menakutkan'' karena bisa melihat bumi dari atas.Maklum, terbangnya gak terlalu tinggi seperti pesawat komersial. Masih ada lagi!

0 komentar

Grow with Character! (8/100) Series by Hermawan Kartajaya "Dari Question Mark Jadi Cash Cow"

coolashu.files.wordpress.com
SAMBIL menata distribusi dan membangun corporate brand, ketika itu Putera Sampoerna menyiapkan produk baru. Benar-benar baru! Karena dia percaya, tanpa produk baru yang bisa mendampingi Dji Sam Soe, Sampoerna tidak akan bisa naik peringkat. Bukankah di BCG Matrix, juga digambarkan bahwa ada empat macam produk dalam portofolio suatu perusahaan. Dji Sam Soe jelas cash cow, bahkan solid cash cow.

Dengan margin yang begitu tinggi berkat loyalitas pelanggan, bahkan sampai sekarang, sudah seharusnya profit dipakai untuk mengembangkan produk baru. Takutnya, sejalan dengan model product life cycle, pada suatu ketika Dji Sam Soe pun akan jadi "dog". Masih menghasilkan margin tapi sudah semakin menurun.

0 komentar

Grow with Character! (7/100) Series by Hermawan Kartajaya "Masih Ingat Marching Band Sampoerna?"

sumber : bimg.antaranews.com
KHUSUS tentang yang satu ini, saya punya catatan tersendiri. Ketika itu, lebih dari dua puluh tahun lalu, semua orang di Sampoerna dibikin bingung dengan ide tersebut. Hah...? Perusahaan rokok kretek nomor empat bikin Marching Band? Ini ide kelewat "edan" kan? Tidak terpikirkan dan terbayangkan oleh semua orang ketika Pak Putera mem-brief tentang hal itu. Jumlah pemain harus 234 orang! Dji Sam Soe kan?

Semuanya harus karyawan pelinting rokok! Padahal waktu itu yang paling terkenal adalah Drum Band AAL di Surabaya. Akademi Angkatan Laut, yang pemainnya para kadet. Gagah, muda dan cekatan. Kalau di Jakarta, yang terkenal, waktu itu Drum Band Tarakanita. Yang main cewek ayu-ayu dan mas
Saturday, May 3, 2014 1 komentar

Grow with Character! ( 6/100) Series by Hermawan Kartajaya "ACT AS A LEADER, EVEN YOU ARE NOT A MARKET LEADER !"

sumber  : http://www.booher.com/
MASIH banyak pelajaran tercecer walaupun saya hanya bekerja di Sampoerna kurang lebih dua setengah tahun. Kali ini saya akan bercerita tentang pelajaran yang makin memantapkan saya untuk mulai MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990.

Dari tulisan kemarin,makna terbesar yang saya dapat adalah "leadership". Act as a Leader evenyou are not a Market Leader...

Apa sih yang membedakan Leader dengan Manager?

Ada banyak definisi tentang Leadership,tapi favorit saya adalah yang dari Kouzes dan Posner. Model Kepemimpinan yang pernah dipakai IBM waktu krisis itu adalah Change,Dream,Empower,Model,Love. Artinya,seorang pemimpin harus berani melakukan perubahan ( dream ) terhadap situasi yang ada.
0 komentar

Grow with Character! (5/100) Series by Hermawan Kartajaya "Kami Memang Beda!"

sumber : gstatic.com
ADA yang masih ingat slogan ini? Kalau Anda sekarang sudah berusia kepala empat, barangkali masih ingat “kami memang beda” ini. Ini benar-benar ide asli Putera Sampoerna yang cemerlang! Itulah strategi Sampoerna yang waktu itu baru berada di peringkat empat di bawah Gudang Garam, Djarum, dan Bentoel.
Dengan menggunakan statement seperti itu, Sampoerna ingin mengata kan bahwa produk-produk yang dibuat (Sampoerna) adalah “rokok tem bakau”. Sementara itu, yang lain “ro kok saus”!
Pada suatu hari Pak Putera memanggil saya untuk brainstorm tentang hal ini. Keputusan diskusi adalah membuat ribuan kartu pos yang menggambarkan sebuah pohon penuh cabang. Berbagai cabang itu lantas diberi nama masing-masing.
0 komentar

Grow with Character! (4/100) Series by Hermawan Kartajaya "Marketing Mix Is Nothing without Peddling"

sumber : images.forbes.com
Pada suatu hari di Sampoerna, saya dipanggil Pak Putera ke kamar kerjanya. Hari itu saya diberi tugas menjelaskan konsep marketing menurut ”buku teks”. Jadi, seharian itu saya tidak perlu bekerja, tapi harus mengajar bos.
Itulah ”kelas marketing” paling mahal yang juga paling saya ingat. Can you imagine?
Dengan berhati-hati, saya mencoba menjelaskan konsep yang saya tahu dari bukunya Philip Kotler. Sebab, itulah satu-satunya referensi saya waktu itu. Waktu itu, saya juga belum punya model sendiri yang simple dan gampang dimengerti.
Tapi, saya sangat tahu bahwa big boss saya adalah orang yang genius dan tidak sabaran. Jadi, saya harus tahu memilih bagian-bagian yang menarik
0 komentar

Grow with Character! (3/100) Series by Hermawan Kartajaya "Magang di Universitas Sampoerna"

2.bp.blogspot.com
GURU kedua saya sebelum membuka MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990 adalah Putera Sampoerna. Itulah perusahaan terakhir saya sebelum MarkPlus.
Bagi saya, Sampoerna juga sebuah Universitas tempat saya magang. Misi utama saya selama kurang lebih dua setengah tahun di sana adalah membangun sistem distribusi sendiri.
Pak Putera sangat percaya, walaupun Sampoerna punya produk bagus, kalau distribusinya ”macet”, tidak akan ada gunanya. Padahal, waktu itu produk ”kuat” Sampoerna hanya satu, yaitu Dji Sam Soe. Produk lain ketika itu hanya bersifat ”regional”, tidak bisa nasional.
Dji Sam Soe memang sangat kuat. Bahkan sampai sekarang pun masih ‘’sakti”. Nyaris tidak a
da brand lain yang bisa masuk ke segmen itu. Dji Sam Soe adalah rokok keretek termahal di Indonesia, bahkan di dunia. Sebab, di luar Indonesia, tidak ada rokok keretek…:)

0 komentar

Grow with Character! (2/100) Series by Hermawan Kartajaya "Belajar dari Dahlan Iskan"

sumber kaskus.co.id
SETELAH hampir dua puluh tahun saya jadi entrepreneur, kayaknya sudah waktunya melakukan confession. Paling tidak, ada tiga orang yang menginspirasi saya, sampai “berani” keluar dari Sampoerna dan membuka MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990.
Pak Dahlan Iskan adalah salah satunya. Tentu saja bukan dari seorang Dahlan Iskan yang sudah terbukti bisa membesarkan Jawa Pos seperti sekarang dan bahkan diangkat pemerintah untuk memimpin PLN seperti sekarang.
Saya justru “belajar” dari Pak Dahlan yang masih sedang struggling mati-matian… Namun, saya sudah “sensing” waktu itu bahwa pada suatu ketika orang ini akan jadi somebody yang hebat. Untuk itu, saya perlu flashback ke belakang sedikit.
Ketika Pak Dahlan mulai dipercaya untuk menjalankan Jawa Pos di Surabaya, saya masih bekerja sebagai general manager marketing PT Panggung Electronic Industries.Tugas saya adalah memasarkan produk produk JVC, TEAC, MAXELL, JBL dan bekangan CASIOTONE. Di situlah saya untuk kali pertama belajar secara “praktik” bagaimana produk-produk elektronik didistribusikan. Di situ pula saya sadar bahwa sebagus apa pun produk dan sekuat apa pun brand yang dijual, akan sus
0 komentar

Grow with Character! (1/100) Series by Hermawan Kartajaya "Hari Pertama Saya di MarkPlus"

ernohannink.com
SATU Mei 1990 adalah tanggal bersejarah buat saya. Itulah hari pertama saya tidak menjabat direktur distribusi PT HM Sampoerna. Dan itulah hari pertama saya juga memulai MarkPlus. Tanggal itu juga merupakan hari pertama saya menjadi seorang entrepreneur. Sehari sebelumnya, saya masih memegang kartu nama keren PT HM Sampoerna. Direktur Distribusi PT HM Sampoerna. Sehari sebelumnya saya masih berkantor di pabrik Sampoerna di Kompleks Surabaya Industrial Estate Rungkut atau sering disebut SIER. Sehari sebelumnya saya masih punya “anak buah” sekitar 1.600 orang di seluruh Indonesia yang terbagi di 54 area. Satu area bisa meliputi dua atau tiga kabupaten. Maklum, jualan rokok kan mesti merata, apalagi Dji Sam Soe yang sudah merakyat.
Pada hari itu, pas satu Mei 1990, saya resmi menggunakan kartu nama MarkPlus Professional Service. Begitu saya menyebutnya, karena waktu itu saya berpikir pokoknya siap melakukan “professional service” apa pun! Karena kantor belum ada, ya berkantor di rumah aja, Taman Prapen Indah C-8 Surabaya.
Saya hanya berpikir, waktu itu, bahwa alamat itu memang “kurang profesional” karena tidak di perkantoran, tapi tidak terlalu “kebanting”. Waktu itu juga belum ada kompleks perumahan yang keren seperti sekarang: Galaxy, Ciputra, Pakuwon, dan sebagainya. Jadi, Kompleks Prapen yang “ind
Thursday, January 23, 2014 0 komentar

Falsafah Lima Jari

                                                  Ilustrasi
Intisari-Online.com – Lima jari yang kita punyai memiliki maknanya masing-masing. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
Ada si jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin. Dan ada si kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf. Tentunya kita ingat waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking, bukan?
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan. Menulis, memegang, menolong anggota tubuh yang lain, melakukan pekerjaan, dll.
Ilustrasi
Pernahkah kita membayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?

Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi. Dan bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.

Mari kita pergunakan jari-jari kita dengan sebaik-baiknya.(BMSPS)



Monday, September 2, 2013 0 komentar

Garam, Air Gelas, dan Danau

Intisari-Online.com – Seorang pemuda datang ke Guru dan mengatakan ia memiliki kehidupan yang menyedihkan dan meminta solusi dari Guru tersebut.
Sang Guru menyuruh pemuda itu untuk meletakkan segenggam garam dalam segelas air dan kemudian meminumnya.
“Bagaimana rasanya?” tanya Guru.

Sunday, September 1, 2013 0 komentar

Setiap Orang Punya Cerita

Ilustrasi: jurubomtuan

Hidup itu terbungkus oleh banyak lapisan. Terkadang kita hanya melihat lapisan luarnya saja dan tidak tahu bagaimana isi di dalamnya.
Kita hanya melihat seorang pengusaha hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia. Padahal dia mungkin sedang stres dan hidupnya penuh hutang, kerja kerasnya hanya untuk membayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah menjadi milik bank.
Lalu, pasangan anggun yang hadir di sebuah acara reuni begitu serasi dan mempesona, mereka pasti hidup harmonis dan bahagia. Padahal, hidup mereka penuh dengan kebencian, saling menuduh, mengkhianati, dan menyakiti, bahkan sudah dalam proses perceraian dan bagi harta.
Sunday, August 25, 2013 0 komentar

Siapkah Anda Berubah?

Intisari-Online.com - Pada suatu hari, di sebuah perusahaan bonafid, ada pengumuman besar yang tertulis pada pintu-pintu kantor. "Ada salah satu pegawai yang telah menghambat kemajuan kantor, dan dia telah meninggal kemarin. Kami mengundang Anda pada upacara pemakaman yang akan diadakan di ruang olahraga lantai dasar."
Semua orang merasa sedih karena mereka telah kehilangan rekan kerja. Di sisi lain mereka penasaran siapakah orang yang telah menghambat kemajuan kantor. 
Setelah pengumuman dibaca hampir semua pegawai, ruang olahraga penuh disesaki pegawai yang ingin melihat siapa pegawai yang dimaksud. Beberapa petugas keamanan bahkan harus menjaga keramaian itu. Salah satu pegawai berhasil mendekati peti mati dan membuka bagian penutup peti.
Ketika peti dibuka, tidak ada siapa pun di dalam peti mati. Hanya ada sebuah cermin di bagian bawah peti yang memantulkan bayangan siapa pun yang melihatnya. Serta sebuah kertas.
"Anda adalah satu-satunya orang yang dapat mengubah hidup Anda sendiri. Anda adalah satu-satunya orang yang bisa menebar kebahagiaan, pencapaian dan kesuksesan. Anda satu-satunya orang yang dapat menolong diri Anda sendiri. Hidup Anda tidak akan berubah saat bos Anda berubah.
Hidup Anda tidak akan berubah meski istri Anda berubah. Hidup Anda tidak akan berubah walau perusahaan berubah. Hidup Anda berubah saat Anda mengubahnya. Karena hidup Anda akan jalan di tempat walaupun sebanyak apa pun orang lain di sekitar Anda berubah. Maka lakukanlah sekarang juga."
Begitulah kalimat yang tertulis di kertas. Siapkah Anda berubah? (BMSPS)
Saturday, August 24, 2013 0 komentar

Pertapa Muda dan Kepiting


"Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Wednesday, July 31, 2013 0 komentar

Hanya Satu Kuncinya: Ikhlas

Intisari-Online.com – Suatu tengah malam. Seorang teman lama mengirim pesan pendek lewat ponsel, “Sore tadi rumah saya terbakar.” Saya kaget. Ia seorang yang ulet bekerja, pandai membawa diri, tak suka menyakiti hati orang lain, ramah pada siapa pun. Ia sisihkan gajinya bulan demi bulan, sampai akhirnya mampu mencicil rumah tipe 36 di kawasan Tangerang. Bersama istri dan ketiga anaknya, ia isi rumah itu dengan kehangatan, kebersahajaan, dan kebahagiaan.

Kini rumah itu telah musnah atapnya. Tetangga sebelah teledor, hingga terjadi hubungan pendek arus listrik. Kebakaran itu melalap separuh rumah, sebelum menyambar rumah teman saya tadi. Terpukul, tentu. Wajahnya kuyu, tubuhnya lemas. Habis sudah jerih payahnya selama ini. Sepertiga gajinya untuk mencicil, sepertiga lagi untuk sekolah anak, dan sisanya untuk makan dan transport. Dari mana lagi uang untuk memperbaiki rumah?

Ditambah ada tetangga bermulut jahat, mengumbar kecurigaan: bukan tak mungkin sumber api berasal dari rumah teman saya. Ia marah, hampir meledak. Kuduknya tegang. Saya mencoba menenangkan sekenanya, “Ini cobaan Tuhan. Tabah, sabar, tawakkal.” Matanya sedikit menyala.

Esok lusanya saya bertandang lagi. Syukurlah, wajahnya lebih tenang. Kami mengobrol sambil duduk bersila di rumah tumpangannya. Tak dinyana, kemarin teman-temannya di kantor lama menggalang dana. Bantuan finansial pun bercucuran ke rekeningnya. Apa yang membuat segala kemudahan terbuka baginya?

Cerita ia, ketika salat, segala kemarahan, sakit hati, kebencian, buruk sangka, putus asa, segala perasaan dan pikiran negatif, ia lepaskan dalam hampa, hati merongga, ia merasakan kekosongan tanpa ruang, tanpa tepi. Saat tangan menengadah, dirinya seperti menganga. Itulah detik-detik ia merasa hatinya teramat ringan, sehingga musibah terasa anugerah.

Sejurus kemudian, segala kebuntuan tersibak. Tetangga menawarinya tumpangan dan mengirimi makanan, teman-teman mulai berdatangan, rekening banknya mulai menggeliat, RT/RW siap membantu sebagian biaya renovasi, dsb. Malah, ia berbisik, kini uangnya mulai berlipat kali dibandingkan sebelum kebakaran. Kuncinya hanya satu kata: Ikhlas. (Intisari)

0 komentar

Hidup untuk Saling Melengkapi

Intisari-Online.com – Ada seorang tua yang tinggal di sebuah desa pada lereng pegunungan. Orang tua tersebut sudah lama bekerja sebagai penjaga kebersihan, yang dibayar oleh Pemerintah setempat. Tugasnya adalah membersihkan dedaunan dan kotoran dari mata air serta sungai-sungai yang mengalir di desanya. Dengan setia dan tanpa banyak bicara, ia berpatroli di bukit-bukit, membuang daun, ranting, dan cabang-cabang pohon, serta lumpur yang menghambat aliran air.

Lama-kelamaan, desa itu menjadi tempat yang dikenal banyak orang dan menjadi salah satu tempat tujuan wisata. Angsa yang anggun berenang di aliran sugai bening, tanah pertanian dengan irigasi alamiah, barbagai tempat usaha dan restoran, serta lampu-lampu aneka warna, semakin memperindah pemandangan desa tersebut.

Tahun demi tahun pun berlalu, Di suatu sore pemerintah desa tersebut mengadakan rapat tahunan. Ketika mereka meninjau kembali pengeluaran selama ini, salah seorang memperhatikan adanya uang yang dibayarkan untuk seorang penjaga kebersihan.

"Siapa orang ini? Mengapa kita terus membayarnya dari tahun ke tahun? Kita pun tidak pernah melihat dia melakukan pekerjaannya, bukan? Kita rasa kita sudah tidak lagi memerlukannya,” kata salah satu anggota di rapat itu. Maka mereka semua yang hadir pun sepakat untuk tidak lagi mempekerjakan orang tua tersebut.

Selama beberapa minggu, tidak ada sesuatu yang berubah. Namun menginjak satu bulan setelah orang tua itu tidak lagi di izinkan bekerja oleh pemerintah desa, mulai terlihatlah dedaunan di sana sini, ranting-ranting yang berjatuhan dan kemudian mulai menghambat aliran air.

Air sungai yang tadinya sangat bening, kini mulai tampak keruh. Hingga pada akhirnya mulai juga tercium bau tidak sedap dari aliran air tersebut. Angsa-angsa indah yang tadinya berenang riang gembira di sungai itu, kini telah pergi. Sampai akhirnya berbagai penyakit pun melanda desa karena kebersihan tidak diperhatikan seperti dahulu.

Menyadari keputusan mereka yang salah beberapa waktu lalu, akhirnya Pemerintah desa kembali memanggil dan mempekerjakan orang tua penjaga kebersihan itu. Dalam waktu beberapa minggu, air sungai menjadi bersih kembali, dan segalanya berjalan lancar seperti sedia kala. Warga desa pun bergembira dan terlihat sukacita serta damai sejahtera memenuhi hati mereka, tatkala mereka melihat desa mereka menjadi bersih kembali.

Terkadang kita terlalu cepat dan salah dalam menduga, serta gegabah dalam bertindak. Ada orang-orang yang kita pandang tidak begitu penting kehadirannya dan apa yang dikerjakannya. Mungkin kita juga sering merendahkan seseorang dengan berkata, “Tanpa kamu pun saya bisa melakukan dan mengerjakannya sendiri. Tanpa kamu pun segalanya tetap akan berjalan dengan baik.” Apakah dengan meremehkan pekerjaan seseorang, lantas kita dapat melakukannya lebih baik? Sekalipun tidak. Sudah seharusnya kita dapat mencontoh teladan yang diberikan kepada kita.

Kita dapat belajar untuk senantiasa menghargai setiap orang dan apa yang sudah mereka lakukan. Masing-masing dari setiap pribadi kita memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itulah kita saling melengkapi.  (*)

Saturday, July 27, 2013 0 komentar

Tukang Cukur Kena Batunya

Intisari-Online.com – Sore itu tukang cukur sedang menggarap seorang pelanggannya. Di antara perbincangan yang biasa, tiba-tiba si tukang cukur berkata, “Saya tidak percaya Tuhan itu ada.”

“Kamu berkata begitu?” tanya si pelanggan.

“Begini, coba Anda perhatikan di luar sana, di jalanan itu, lihat ada yang sakit, ada juga anak yang terlantar. Jika Tuhan itu ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan yang penuh kasih akan membiarkan semua itu terjadi,” kata si tukang cukur sambil menunjuk ke arah jalan untuk memastikan Tuhan itu tidak ada.

Si pelanggan diam dan berpikir sejenak, tapi ia tidak ingin menanggapi karena tidak mau beradu pendapat. Setelah tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya, si pelanggan pun membayar kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Beberapa saat kemudian, si pelanggan melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak gimbal, kotor, dan rambutnya benar-benar sangat tidak terawat.

Pelanggan itu tiba-tiba kembali lagi ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya tukang cukur itu tidak ada.”

Si tukang cukur tidak terima, ia menjawab, “Anda kok bisa bilang begitu? Saya ada di sini, dan saya adalah tukang cukur. Dan baru saja saya mencukur Anda!”

“Tidak!” bantah si pelanggan. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan acak-acakan seperti orang di luar sana itu.” Pelanggan itu menunjuk ke luar ke arah orang yang rambutnya tidak terawat.

“Ah, tidak, tapi tukang cukur tetap ada. Apa yang Anda lihat itu salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang kepada saya,” jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok dan sangat benar!” kata si pelanggan menyetujuinya. “Itulah yang utama. Sama dengan Tuhan. Tuhan itu ada. Bahkan kasihNya kepada kita selalu ada dari dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Namun banyak orang tidak bersedia mencari dan datang kepadaNya.”

Si tukang cukur terbengong-bengong mendengarnya serta menyadari kesalahannya. (*)

Friday, July 26, 2013 0 komentar

Kekuatan Cinta

Intisari-Online.com - Sejak awal, keluarga gadis ini keberatan akan cinta sang pria. Mereka tidak setuju atas latar belakang keluarganya. Keluarga gadis seperti yakin bahwa gadis itu akan menderita selama hidupnya jika memutuskan hidup bersama pria itu.

Karena tekanan keluarganya, pasangan ini sering bertengkar. Meskipun gadis itu mencintai pria itu secara mendalam, ia selalu bertanya, “Seberapa dalam cintamu padaku?”

Sebagai seorang pria yang tidak suka dengan kata-kata itu, ia sering kali menyebabkan gadis itu menjadi sangat marah. Dengan ini dan tekanan keluarganya, gadis itu sering melampiaskan kemarahan pada dirinya.

Setelah beberapa tahun, pria itu akhirnya lulus dan memutuskan untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Sebelum berangkat, ia mengusulkan kepada gadis itu, “Saya tidak dapat berkata-kata dengan baik, tapi yang saya tahu adalah bahwa saya sangat mencintaimu. Jika engkau mengizinkan, saya akan mengurusmu selama sisa hidupku. Saya akan mencoba yang terbaik untuk berbicara dengan keluargamu. Maukah kau menikah denganku?”

Gadis itu setuju, dan dengan tekad pria itu, keluarga akhirnya menyerah dan setuju untuk membiarkan mereka menikah. Jadi, sebelum pria itu pergi, mereka bertunangan.

Gadis itu kemudian bekerja, sedangkan tunangannya melanjutkan studi ke luar negeri. Mereka tetap berkomunikasi dan berbagi cinta melalui surat elektronik dan telepon. Meskipun sulit, keduanya tidak pernah berpikir untuk menyerah.

Hingga suatu hari sang gadis mengalami kecelakaan hebat, dan ia kehilangan suaranya. Gadis itu tidak ingin orang lain tahu. Ia tidak ingin lagi menjadi beban pria itu, maka ia menulis surat kepadanya dan mengatakan bahwa ia tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Ia mengirimkan cincin pertunangannya. Ia tidak mau menerima panggilan telepon dari pria itu dan menjawab surel darinya.

Akhirnya keluarganya memutuskan untuk pindah tempat tinggal, berharap gadis itu bisa melupakan semua dan berbahagia kembali. Di lingkungan barunya, gadis itu belajar bahasa isyarat dan memulai hidup baru. Ia berusaha melupakan pria itu. Hingga suatu hari, temannya datang dan mengatakan bahwa pria itu sudah kembali pulang. Gadis itu meminta temannya untuk tidak memberitahukan kepada pria itu apa yang terjadi padanya.

Setahun berlalu, temannya kembali datang dengan sebuah amplop yang berisi kartu undangan pernikahan pria itu. Gadis itu merasa hatinya hancur. Ketika ia membuka amplop itu, ia melihat namanya tertulis di dalamnya.

Ketika ia hendak bertanya pada temannya apa yang terjadi, pria itu sudah berdiri di depannya. Ia menggunakan bahasa isyarat, yang mengatakan, “Saya telah menghabiskan waktu setahun belajar bahasa isyarat. Hanya agar engkau tahu bahwa saya tidak akan melupakan janjiku. Berikan aku kesempatan untuk menjadi suaramu. Aku cinta kamu.” Lalu, ia menyelipkan cincin itu kembali ke jari gadis itu.

Gadis itu akhirnya tersenyum. (*)

Tuesday, July 23, 2013 0 komentar

Melepaskan Belenggu

Intisari-Online.com – Seorang murid bertanya pada Guru, bagaimana cara melepaskan belenggu yang ada didalam hati? Guru itu bertanya, “Siapa yang membelenggumu?”

Murid itu menjawab, “Aku sendiri. Tetapi mengapa aku tak berhasil melepaskan diriku?”

Sang Guru bertanya lagi, “Salah siapa kalau begitu? Tidak ada yang dapat membuatmu menderita kecuali dirimu sendiri.”

Selalu tanpa kita sadari, kita terus mengikat diri kita. Kita …

Ingin bahagia, tapi tak mau berhenti bersedih.
Ingin melupakan derita, tapi pikiran terus mengingat.
Ingin memaafkan, tapi hati terus membenci.
Ingin melepaskan beban, tapi tangan terus mencengkeram.
Ingin bebas leluasa, tapi tak mau membuka ikatan.
Sang Guru bertanya lagi pada muridnya, “Siapakah yang dapat melepaskan kalung lonceng yang terikat di leher harimau?”

Semua murid diam, bingung tak tahu jawabannya. Guru bijak itu akhirnya berkata, “Dia yang mengikatkan kalung lonceng itu yang tahu cara melepaskannya.”

Hanya kitalah yang dapat melepaskan ikatan, sebab kitalah yang telah mengikat diri kita sendiri. Tetapi mengapa selalu tidak bisa?

Bukan tidak bisa, tapi kita yang tak mau.
Bukan tak bisa bahagia, tapi hati tak mau bahagia.
Bukan tak bisa senyum, tapi hati tak mau senyum.
Bukan tak bisa melupakan, tapi hati tak mau melupakan.
Bukan tak bisa berubah, tapi hati tak mau berubah.
Bukan tak bisa mengampuni, tapi hati tak mau mengampuni.
Tak ada yang dapat membuka belenggu hati sampai kita MAU membukanya sendiri. Mintalah pertolongan dari Tuhan yang akan membuat kita mampu. (SD)

 
;